Pernahkah anda melihat video social experiment baik dalam atau luar negeri yang memperlihatkan respons seseorang yang membantu objek eksperimen? Pada umumnya terlihat respons dari orang sekeliling yang membantu dan ada pula yang mengabaikan, tentunya ada beberapa faktor yang mengiringi. Atau mungkin keadaan kecelakaan di jalan dan ada beberapa orang yang langsung membantu, dan contoh-contoh kejadian lainnya. Secara naluriah ada dorongan dari tiap individu untuk menolong.
Salah satu konsep yang berkaitan dengan itu yaitu Perilaku Prososial. Myers (dalam Sarwono, 2002) menjelaskan perilaku prososial merupakan tingkah laku yang positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain. Tingkah laku tersebut meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain. Perilaku prososial berasal dari dalam diri seseorang untuk mengubah dirinya. Wujud tingkah laku prososial meliputi murah hati, persahabatan, kerja sama, menolong, dan penyelamatan (rescuing).
Berdasarkan teori dari Carlo & Randall (2002), aspek-aspek dari perilaku prososial yaitu:
a. Altruistic prosocial behavior
Altruistic prosocial behavior adalah memotivasi membantu orang lain terutama yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan kesejahteraan orang lain, seringkali disebabkan oleh respons-respons simpati dan diinternalisasikan ke dalam norma-norma atau prinsip-prinsip yang tetap dengan membantu orang lain.
b. Compliant prosocial behavior
Compliant prosocial behavior adalah membantu orang lain karena dimintai pertolongan baik verbal maupun nonverbal.
c. Emotional prosocial behavior
Emotional prosocial behavior adalah membantu orang lain karena disebabkan perasaan emosi berdasarkan situasi yang terjadi.
d. Public prosocial behavior
Public prosocial behavior adalah perilaku menolong orang lain yang dilakukan di depan orang-orang, setidaknya dengan suatu tujuan untuk memperoleh pengakuan dan rasa hormat dari orang lain (orang tua, teman sebaya) dan meningkatkan harga diri.
e. Anonymous and dire prosocial behavior
Anonymous prosocial behavior adalah menolong yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang ditolong. Sedangkan dire prosocial behavior adalah menolong orang yang sedang dalam keadaan krisis atau darurat.
Adapun Menurut Sarwono dan Meinarno (2014) bahwa faktor perilaku prososial ada dari situasional dan dari dalam diri.
a. Pengaruh Faktor Situasional
1. Bystander
Bystander atau orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian mempunyai peran sangat besar dalam memengaruhi seseorang saat memutuskan antara menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.
2. Daya Tarik
Sejauh mana seseorang mengevaluasi korban secara positif (memiliki daya tarik) akan memengaruhi kesediaan orang untuk memberikan bantuan.
3. Atribusi Terhadap Korban
Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban adalah di luar kendali korban. Oleh karena itu, seseorang akan lebih bersedia memberikan sumbangan kepada pengemis yang cacat dan tua dibandingkan dengan pengemis yang sehat dan muda.
4. Ada Model
Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong dapat mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan pada orang lain.
5. Desakan Waktu
Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak menolong, sedangkan memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya.
6. Sifat Kebutuhan Korban
Kesediaan untuk menolong dipengaruhi oleh kejelasan bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need), korban memang layak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need), dan bukanlah atribusi internal.
b. Faktor dari Dalam Diri
1. Suasana Hati (mood)
Emosi seseorang dapat memengaruhi kecenderungannya untuk menolong. Emosi positif secara umum meningkatkan tingkah laku menolong.
2. Sifat
Orang yang mempunyai pemantauan diri menjadi penolong, ia akan memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin
Peranan gender terhadap kecenderungan seseorang untuk menolong sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi darurat yang membahayakan, misalnya menolong seseorang dalam kebakaran. Sementara perempuan, lebih tampil menolong pada situasi yang bersifat memberi dukungan, emosi, merawat dan mengasuh.
4. Tempat tinggal
Orang yang tinggal di daerah pedesaan cenderung lebih penolong daripada orang yang tinggal di daerah perkotaan.
Dunia akan semakin indah bila dipenuhi dengan kebaikan, kembali pada teori kebutuhan bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Butuh kasih, perhatian, dan tindakan saling membantu baik kepada orang yang dikenal maupun tidak.
Be the reason someone believes in the goodness of people! Karen Salmansohn
Penulis: Yosua A. Simamora, S.Tr.Sos
Referensi:
Saprianti, Indah. 2020. “Perilaku Prososial Pada Pendonor Sukarela Di Unit Transfusi Darah PMI Palembang”, https://repository.radenfatah.ac.id/6960/2/Skripsi%20BAB%20II.pdf, diakses pada 15 Agustus 2022 pukul 10.00 WIB
Wardhani, Melati Kusuma. 2020. “Implementasi Perilaku Prososial di Dunia Kerja”, https://medium.com/javanlabs/implementasi-perilaku-prososial-di-dunia-kerja-1525141e699f, diakses pada pada 15 Agustus 2022 pukul 10.15 WIB